Tradisi warga Banjar jika seorang anak sudah menamatkan baca Alquran pada usia sekitar 9 hingga 12 tahun, biasanya ada acara Batamat Alquran. “Peralatan tambahan yang digunakan dalam upacara itu adalah payung kembang bertingkat antara 1 – 3 yang dirangkai dengan bunga-bunga seperti bunga kenanga, cempaka, melati, mawar dan bunga kacapiring,” jelas salah seorang pembuat Payung Kembang, Nur Asiah.
Menurut perempuan paruh baya ini, payung kembang ini dihiasi dengan kertas-kertas berwarna.. Payung kembang ini kemudian dipegang oleh seseorang yang khusus ditugasi untuk memayungi mereka yang sedang batamat Alquran. Siapa yang giliran membaca, payung harus berada di atas kepalanya. “Selain payung kembang peralatan lain yang digunakan adalah rehal juga talam untuk menaruh kendi berisi air dan gelas,” kata Nur Asiah.
Perempuan yang sudah berjualan kembang sejak usia 9 tahun ini, biasanya menerima pesanan pembuatan payung kembang dari warga. “Untuk payung 1 tingkat, pemasangan bunganya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sedangkan untuk tingkatan 3 bisa selesai 1 atau 1 setengah jam,” ungkapnya.
Untuk kerangka payung, diakuinya tidak membuat sendiri, tapi membeli yang sudah jadi. “Tongkat atau turus terbuat dari batang pohon rumbia, untuk kulikarnya terbuat dari bambu,” katanya lagi.
Harga 1 payung, menurut Nur Asiah tergantung bunga yang dipasang. “Kalau mayoritas bunga melati harga payung 1 tinggkat bisa mencapai Rp1 juta lebih, apalagi jika stok bunga melati di Banjar sedang kosong. Bisa pesan bunga hingga ke Jawa,” ujarnya.
Meski pemesanan tidak terbatas hanya acara batamat Alquran saja, pembuatan payung kembang ini juga banjir pesana jika sedang ada bulan menikah. “Waktu harga bunga belum mahal, pesanan payung kembang untuk pengantin dalam 1 bulan bisa ada 3 pesanan pembuatan payung ini. Satu pesanan minta payung untuk tingkat 3 yang dihargai hingga Rp2,5 juta atau lebih,” tutur Nur Asiah. (Sumber : MC Kalsel)
0 komentar:
Posting Komentar